Pengalaman mengikuti tes PTPN
Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya mengikuti tes PTPN, karena saya melihat hanya sedikit orang yang menulis tentang itu. Saat saya mencari informasi soal tes PTPN, saya juga kesulitan menemukan tulisan dari peserta tes. Demikian semoga melalui tulisan ini yang ingin mengikuti tes PTPN dapat mengambil pelajaran dan mendapatkan informasi dari tes yang telah saya ikuti.
Bagi yang belum tahu, PTPN merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang perkebunan mulai dari pengadaan, pengolahan hingga pemasaran produk. Beberapa tanaman tersebut adalah kelapa sawit, kopi, karet, teh, tebu, dll. Setahu saya PTPN memiliki 14 perusahaan mulai dari Perkebunan Nusantara I sampai dengan Perkebunan Nusantara XIV dengan Perkebunan Nusantara III sebagai holding company.
Sekarang masuk ke pengalaman ujian. Semua proses rekrutmen dilakukan secara online. Ada 4 posisi yang dibuka, yakni sektor perkebunan, sektor teknik/pengolahan, sektor keuangan, dan sektor umum. Untuk lulusan psikologi seperti saya hanya bisa mendaftar di bidang umum saja. Saya memilih mendaftar di PTPN V Riau dan PTPN II Sumut+Papua. Dokumen yang disiapkan adalah dokumen standar saat melamar pekerjaan yaitu E-KTP Asli, Ijazah/Surat Keterangan Lulus Asli, Transkrip Nilai Asli, Kartu Keluarga Asli. Semua berkas diunggah di web rekrutmen ppm melalui akun yang telah kita buat.
Saya dinyatakan lolos seleksi administrasi. Setelah itu dilanjutkan ke Tes Kecerdasan online 1-3 Agustus. Tesnya cuma setengah hari tapi karena pesertanya banyak jadi dibagi jadi beberapa angkatan. Tes kecerdasan berupa tes verbal, logika, pola spasial dan sejenisnya.
Alhamdulillah saya lulus tes kecerdasan online. Setelah itu dilanjutkan dengan tes kepribadian, tes lapangan, dan tes bahasa Inggris online. Tes kepribadian sama dengan tes kepribadian lainnya, kita hanya ingin tahu seperti apa diri kita. Untuk bidang tes penugasan, kami ditanya tentang hal-hal umum, mulai dari pengetahuan BUMN, Perseroan Terbatas, IT dasar, karyawan, penggajian, hukum ketenagakerjaan, keuangan, dll. Tes bahasa Inggris seperti tes TOEFL, hanya ada lebih sedikit Soal dibawah ini
Bahasa Inggris
Tanggal 11 September, saya membuka website dengan pesimisme, tapi saya kaget ternyata saya lolos. Tes selanjutnya adalah wawancara lapangan tugas dan FGD. Jadwal tes dari tanggal 12-17 September. Ini adalah pengalaman pertama saya melakukan wawancara tugas lapangan dan FGD Bahasa Inggris. Sejujurnya, saya lebih takut dengan FGD bahasa Inggris karena bahasa Inggris saya buruk. Sejak pengumuman lulus ujian berikutnya, setiap hari Anda rutin belajar FGD menggunakan bahasa Inggris dan mendengarkan video YouTube bahasa Inggris untuk menambah kosa kata bahasa Inggris Anda.
Lalu tibalah hari ujian. Tes pertama adalah FGD bahasa Inggris online. Saya masuk dalam rombongan 6 orang dengan satu instruktur dari Universitas Muhammadiyah Malang. Saingan saya ada yang dari Sumatera Utara tapi bekerja sebagai asisten peneliti di Jakarta, ada yang dari Aceh, ada yang dari Palembang, dan satu lagi saya tidak tahu dari mana asalnya. Kami berenam mengaku baru pertama kali mengikuti tes FGD Bahasa Inggris. Kami disuruh memilih salah satu kartu yang bertuliskan huruf P, Q, R, S, T. Saya memilih huruf R karena itu awalan nama saya. Peserta lain pun memilih R. Akhirnya kartu R dibuka dan berisi studi kasus jika kamu diharuskan bekerja di tempat terpencil, bagaimana kamu meyakinkan ibumu untuk melepaskanmu. Kita diberi waktu 3 menit untuk memikirkan jawabannya. Setelah itu kami diminta untuk menjawab. Ternyata ada salah satu peserta yang tiba-tiba menghilang dari aplikasi zoom. Saya curiga dia ketakutan dan melarikan diri. Atau bisa jadi itu hanya masalah sinyal.
Pertanyaan kedua adalah jika Anda harus memilih untuk bekerja di tempat yang jauh sesuai dengan perintah atasan Anda tetapi orang tua Anda tidak mengizinkannya, mana yang akan Anda pilih? Orang tua atau atasan? Untuk tes FGD ini, saya sarankan agar Anda berinisiatif menjadi relawan untuk menjawab terlebih dahulu. Intinya adalah percaya pada diri sendiri dan jangan takut melakukan kesalahan. Instruktur juga mengatakan bahwa tidak masalah jika Anda ingin menggunakan 1 atau 2 kata bahasa Indonesia jika Anda benar-benar lupa kosakata bahasa Inggris.
Wawancara penugasan lapangan dilakukan 2 hari setelahnya. Saya diwawancarai oleh PTPN V. Pewawancara ada 3 orang, tapi yang mewawancarai saya hanya 2 orang karena yang lain sibuk (tidak tertarik?). yang pertama adalah wawancara dengan seorang psikolog tentang pengetahuan tentang alat tes psikologi dan tesis. Maaf, saya tidak membaca ini sebelum tes. Ya, lulusan psikologi seharusnya sudah hafal ini, tapi saya lupa istilahnya. Lalu soal SPSS dan metode penelitian tesis saya juga sudah tidak ingat lagi karena saya lemah dalam statistik jadi saya tidak
0 Komentar